Sunday, January 5, 2014

Dua Puluh Satu

Reading time: 3-5 minutes



Bukan, maksud tulisan kali ini bukan untuk membahas bioskop yang memang identik sekali dengan nomor 21. Saya memang suka nonton film di bioskop, tapi saya rasa bukan saatnya saya menceritakan film-film layar lebar yang saya sukai.

Angka dua puluh satu bisa banyak maknanya. Tapi kali ini, saya memilih untuk membahas angka dua puluh satu yang paling dekat dengan kehidupan saya tepat hari ini. Usia saya yang baru saja bertambah!

Penting? Sebenarnya saya pikir awalnya nggak penting-penting amat sih. Toh setiap tahun juga semua orang mengalami hal yang sama, tentunya di tanggal-tanggal spesial mereka masing-masing.

Apa karena usia yang kedua puluh satu yang membuat hal tersebut jadi spesial? Well karena saya perempuan, sepertinya tidak perlu seheboh anak laki-laki yang biasanya merayakan ulang tahunnya yang ke-21. Benar sih ini usia legal, dan artinya saya sudah boleh minum-minuman beralkohol. Tapi saya sudah pernah sih minum yang beralkohol, walaupun hanya 5% kadar alkoholnya.

Ngomong-ngomong, di usia saya yang ke-21 ini (oke, dan saya mulai merasa tua hanya dengan mengetik kalimat tersebut) saya jadi sadar beberapa hal. Saya nggak tahu apakah pembaca sekalian juga merasakan hal yang sama, jadi kalau ada komentar monggo dituliskan atau disampaikan langsung ke saya ya :)

"Tua itu pasti, dewasa itu pilihan"

Klise ya? Setiap saya mendengar atau membaca kata-kata di atas memang komentar saya kurang lebih "Ya iyalah jelas" atau "Ya ya ya udah tau". Tapi setelah menyongsong usia yang lebih lanjut (kemudian saya terdengar seperti seorang lansia), terutama karena perkuliahan sudah mau habis, melihat orang tua yang sudah tidak semuda dulu lagi, dan menyadari bahwa sebentar lagi saya akan mendapatkan tanggung jawab penuh atas diri saya sendiri, makna kalimat di atas menjadi pendorong supaya saya bisa jadi lebih dewasa lagi dalam menjalani hidup.

Belajar Bersyukur

Entah kemasukan apa, tahun ini saya menyadari banyak hal yang harusnya setiap tahun, nggak, setiap hari, harus saya syukuri di dalam kehidupan saya. Tahun ini saya sangat bersyukur untuk kehadiran sebuah keluarga di sekitar saya, hal-hal yang sudah saya dapatkan selama 21 tahun, semua hal yang sudah saya lewati. Mungkin tahun-tahun lalu saya nggak terlalu memikirkan soal ini. Entah kenapa tahun ini saya merasa ingin lebih menghargai apa yang saya miliki.  (Semoga belum terlambat untuk bertobat)

Ucapan selamat yang semakin sedikit

Awalnya saya sedih sih, menyadari bahwa setiap tahun semakin sedikit orang yang mengucapkan selamat (atau paling tidak, tahu kalau saya berulang tahun di hari tersebut). Saya masih ingat deh waktu SMP atau SMA, hari ulang tahun itu hari yang paling repot untuk membalas satu persatu sms ucapan dari teman-teman sekelas. Kalau sekarang bisa jadi orang-orang yang saya kenal tahu saya berulang tahun karena kebetulan sedang online di Facebook (Tapi saya tetap berterima kasih karena sudah mau menghabiskan waktu menuliskan ucapan buat saya). 

Tapi..
Kemudian saya mencoba melihat mereka satu persatu. Ucapan yang tadi saya sebut "Cuma sedikit".
Mereka yang mengirimkan saya pesan singkat "Selamat ulang tahun ya Janet, semoga panjang umur, sehat dan sukses selalu".
Dia yang mau menelpon tepat jam 12 malam dan menyebutkan sendiri harapan-harapan positifnya untuk saya.
Dia yang repot-repot mengirimkan kado dan kartu berisi birthday wish untuk saya padahal tinggal kurang lebih 700 km dari tempat saya tinggal.
Atau pun mereka yang dengan kreatifnya mengedit foto-foto aib saya dan membubuhkan ucapan selamat ulang tahun.

Saya nggak mendapat sedikit. Saya mendapat banyak. Lebih dari banyak.
Bahagia itu sederhana ya. Sesederhana merasa punya arti lebih untuk orang-orang yang kita sayangi.


Mengambil kesimpulan dari beberapa hal-hal yang saya sadari di atas, ternyata tahun dua puluh satu saya mungkin bukan pesta mewah, ucapan selamat dan wishes dari ratusan orang, atau kado-kado menumpuk.

Tahun dua puluh satu ini waktunya saya menghargai semua hal-hal kecil yang sekilas terlihat sangat sepele, tapi mempunyai makna yang paling penting di antara semua hal yang ada.



=======================================================================



Untuk semua

Obrolan-obrolan tanpa arah,

Tawa lepas,

Senyuman penuh arti,

Kata-kata penyemangat,

Nasihat dan teguran yang menguatkan,

Waktu yang berharga,

Bahu tempat bersandar,

Pelukan yang menenangkan,

Perhatian yang tidak terbagi,

Rasa percaya,

dan arti sebuah keberadaan.


Terima kasih.

Janet

1 comment

Thanks for your comment!

© Janet Valentina
Maira Gall